Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Koyak Moyak Hukum Hindia; Hak yang Dikapir

Gambar
  Judul                : Anak Semua Bangsa Penulis              : Pramodya Ananta Tour Penerbit            : Lentera Dipantara Tahun terbit      : Cetakan 13, September 2011 Tebal buku       : 539 + xi Harga buku      : Rp 90.000,00 “Dengan rendah hati aku mengakui: aku adalah bayi semua bangsa dari segala jaman, yang telah lewat dan yang sekarang. Tempat, dan waktu kelahiran, orang tua, memang hanya satu kebetulan, sama sekali bukan sesuatu yang keramat.” Di saat seluruh dunia memuji-muji kekuasaan kolonial, maka yang tak kolonial akan dianggap tak memiliki hak hidup. Begitulah zaman modern. Yang tak memiliki ilmu pengetahuan; tak baru dianggap tertinggal dan kolot maka hanya akan jadi bahan penindasan dan perampasan. Melanjutkan kisah terpotong dari Bumi Manusia yang merupakan periode penyemaian dan kegelisahan, Anak Semua Bangsa adalah novel ke dua dari ke empat novel dalam tetralogi karangan Pramodya Ananta Tour. Berisikan beberapa observasi turun l

Geloramu

Ketika aku menahan geloramu ini sampai pada Entah. Ra, kekambuhan itu ada jika aku terhunjam bertubi-tubi oleh prasangka yang tidak jelas maunya. Aku merasakan deguban serasa itu adalah darimu. Bagaimana cara mendengarkannya. Coba kita diamkan hasrat menyapa. Biarlah telepati cara memadu rindu. Kapan kau juga serasa. Kau harus percaya Ra, aku tak pernah berniat membuatmu merintih kesakitan dada. Atau lemas semua saraf pada otakmu berpendar lalu putus persatu. Pada aku menangis mengadu yang mencipta. Anugrah itu datang begitu saja. Memrotes padanya ataukah memrotes pada diriku. Mengacak-acak semua itu pada kebimbangan-kebimbangan. Hanya tidak menghilangkan geloramu. Lalu jika dia mencemburuiku, yang cemburu padamu. Apa kau menjadi bahagia? Bangkalan, 01 09 2015