Hujan

Hujan Tak Perlu Dibenci

Jelaga kapal mengepul-ngepul membuat warna kontras di awan
Berpudaran mengumalkan atmosfer sejernih laut biru

Perjalananku mengulang kembali pemandangan itu
Di atas Kapal Feri
Bersama rintiknya gerimis senja
Persis apa yang dirasa ranting basah tepi pelabuhan
Memaksa basah hati yang tak bisa melebur rindu

Sampai kapal melabuh,
Kulangkahkan kakiku kembali
Melewati anak-anak pembawa payung,
yang berebut manusia pembenci hujan
Cukup senyum penolakanku yang tetap setia menyentuh hujan

Rindu yang terlampau kering itulah yang memaksaku

Aku masih beruntung,
Ya...tidak seperti anak-anak di bawah lampu lalu lintas itu
Menyemprot-nyemprotkan air sabun cuci ke kaca-kaca mobil

Tak peduli caci
Tak peduli gaji
Terus mengubur rindunya kasih jalanan

Surabaya, 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masyarakat Tangguh di Tengah Pandemi

Jangan Takut Berpolitik, Politik itu Asyik

JOKO PINURBO