Balas Suratku Sahabat
Bismillahirrahmaanirrahiim
Untuk kau, anak yang jauh dari ibu asuh.
Sesungguhnya kau sedang dekat dengan ASI ibumu.
Bagaimana aku bisa mengejarmu Ran? Kau tahu kan idolanya si idola ini-yang sering kutunggu-tunggu jam pelajarannya. Ayah Mus hanya mengajariku berlari di atas batu, di atas aspal tanpa alas, dan di atas lumpur. Setelah kuingat-ingat tak kutemukan suatu jurus bagaimana menaklukkan pemisah pulauku dengan pulaumu. Aku tak sampai belajar berlari di atas air Ran. Apalagi di bawah langit khatulistiwa yang panas itu. Langitnya seakan berada di atas ubun-ubun. Mungkin benar, kau perlu mengajakku bertanding di sana suatu waktu. Merasakan medan para penambang batu-bara.
Rupanya kita tetap ungu lovers. Hanya saja kau grup bandnya sedang aku warnanya saja. Hanya suka. Setia sejak duduk di bangku SD. Sejak grup band ungu belum ada.
Kau tahu Ran saat aku menuliskan ini, suara-suara itu mendengung-ndengung di dalam rumah siput telingaku. O...rasanya aku ingin menuliskannya di tengah-tengah malam, saat jangkrik-jangkrik sudah menyerah mengerik.
Aku baru ingat.Ran, ada perubahan. Ingatkah bagaimana sulitnya aku melakukan paparazi terhadapmu. Aku suka mencuri-curi fotomu tapi selalu gagal.
Tapi rupanya sekarang berbeda. Bagaimana kau bisa seperti itu? Adakah yang mengubah sifat pemalumu itu?
Ranmu
Komentar
Posting Komentar