Akukah itu?

Aku semakin gila membumbung dalam angan-angan. Ra, kau semakin dalam membawaku menyusuri tabur-tabur sakura pada terowongan kata. Gemulai membentuk syair-syair jiwa. Ada kata cemburu yang meyakinkan aku. Ada perih rindu yang mencarimu. Ketika malam semakin teduh menangkupku di antara doa. Baru saja. Baru saja aku merasa papa. Merenung kepapaan-kepapaan lama. Menjadi anak itik yang merana. Dihempas riak-riak danau gelora. Namun kepapaan membuatku lebih peduli. Aku tidak mengerti arti rasa. Apapun yang kutulis untuk mendefinisikannya. Kuhapus. Kutulis. Kuhapus. Kutulis. Kuhapus lagi. Kau takkan temukan Ra. Namun semakin aku bingung pada diriku sendiri. Semakin aku tak menginginkan hilangmu. Waktu menumbuhkannya menjadi rindu menggumpal. Cairkanlah sedikit demi sedikit rinduku dengan penamu, Ra. Hanya sedikit obat rindu agar aku bertahan.

Bangkalan, 05 Agustus 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masyarakat Tangguh di Tengah Pandemi

Jangan Takut Berpolitik, Politik itu Asyik

JOKO PINURBO