Menuju “Sigolo Golo”; Lewati Situs Sejarah



"Sejuknya Sigolo Golo river"


Liburan akhir pekan bagi para pecinta sejarah. Melewati jalur yang searah namun tak mengurangi target rentetan kunjungan tempat-tempat wisata. Apalagi bagi kita yang statusnya masih pelajar ataupun mahasiswa belum berpenghasilan tetap. Ibarat pepatah ”Sambil menyelam minum air” dan yang satu ini tak membuatmu tenggelam karena terlalu banyak minum air. (intermeso).  Hemat namun tetap dapat menjelajah. Begitulah prinsipku dan teman-teman saat jenuh berkutat dengan lembaran kertas namun masih terus berada pada garis pengiritan. 
 
Kota Mojokerto sebagai pusat kerajaan Majapahit meninggalkan kekayaan sejarah berupa situs-situs purbakalanya. Menjadi warga asli Mojokerto tentu memiliki kebanggaan tersendiri. Berbatasan dengan kabupaten Jombang akan dekat pula dengan Sigolo Golo river dan Sigolo Golo cave, di Desa Panglungan, Dusun Sranten, Kecamatan Wonosalam. Selain buah duriannya ternyata masih banyak lagi daya tarik yang dimiliki kawasan ini.

Berangkat dari daerah utara sungai Brantas, melewati Prajurit Kulon, Trowulan, dengan menggunakan motor membutuhkan waktu 45 menit untuk sampai ke “Sigolo Golo”. Namun jangan menyayangkan untuk singgah karena kau akan melewati jalur Trowulan. Berjumpa dengan situs purbakala peninggalan kerajaan Majapahit. Di seberang kiri jalan akan bertemu dengan miniatur laut bernama Kolam Segaran. Konon saat raja Majapahit menjamu angkatan tentara Tartar, kolam ini menjadi tempat pembuangan piring-piring emas bekas jamuan para tamu tersebut. Lalu di seberang jalan ada Museum Trowulan. Di dalamnya  terdapat berbagai arca dan benda-benda purbakala lainnya peninggalan Kerajaan Majapahit. Terus melanjutkan perjalanan, bertemu dengan Candi Bajang Ratu; Si Candi dengan taman terindah ini bak lukisan karena angin pun tak tega mengusik keanggunannya. Nah jangan sampai lupa dengan tujuan akhirmu karena di perjalanan kau akan bertemu dengan situs sejarah bernama Candi Tikus. Terletak di Desa Temon sekitar 600 m dari candi Bajang Ratu.

Setelah puas berkeliling ke situs-situs sejarah, jangan lupa melanjutkan perjalanan kembali untuk memasuki kawasan perum perhutanan KPH Jombang. Lokasinya juga sangat dekat dengan makam presiden Indonesia ke empat, Gus Dur. Peluh di tubuh akan lenyap segera diserap sejuknya angin pegunungan. Tenang saja jalanannya tidak seterjal jalur mencapai telaga Sarangan. Jadi bisa sambil memandang kabut awan-awan yang bercengkrama dengan buah-buah pohon kapuk yang sedang merekah. Nikmatilah sejuknya udara taman konservasi tersebut dengan hati damai.

Keluarkan Rp 10.000, 00 untuk biaya parkir dan karcis masuk pengunjung wana wisata “Sigolo Golo”. Menuju spot arum jeram ini ternyata butuh tenaga lebih. Kalian harus menuruni medan yang terjal kurang lebih sepanjang 1,5 km. Di tengah perjalanan kau bisa ambil jalur kanan jika menginginkan masuk ke goa terlebih dahulu. Di sini pun nyali akan tertantang karena untuk mencapai goa medannya tidaklah mudah. Carilah akar-akar pohon untuk menopang tubuhmu naik ke atas tempat Sigolo Golo cave bersembunyi. Namun jika tubuhmu sudah terlalu kering untuk segera mencoba sejuknya Sigolo golo river, ambilah jalur kiri. Bersandarlah di batu-batu yang super besar di sana untuk memulihkan kembali tubuh yang letih karena seharian menjelajahi situs-situs sejarah peninggalan Majapahit. Sambil merasakan derasnya air dingin nan bening yang dicintai para pecinta arum jeram tersebut. Jangan lupa pulihkan tenagamu segera karena kau akan melewati tanjakan yang dijamin seru. Jangan khawatir jika kau lapar karena banyak warung yang menjual aneka jajanan. Ada banyak warung yang menjual bakso; makanan penetralisir dingin ini banyak di temui di kanan kiri jalan.

Selamat avontur. Satu lagi. Jika kau membawa tongsis maka kau akan berkenalan dengan kawan-kawan baru. Karena mereka akan minta berfoto denganmu. heehe
   


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masyarakat Tangguh di Tengah Pandemi

Jangan Takut Berpolitik, Politik itu Asyik

JOKO PINURBO