Bedug Bolong


Wahai! Kau yang berkerudung kelabu
Sedang mengecup-ngecup tetesan anggur
Tertawa-tawa pada bola mata

Lihatlah!
Makin selera lihat aku dahaga
Aku merongrong ditusuk gersang udara
Ludahku menguap dibawa bola pukul sebelas, Tak tersisa

Lalu aku pun terkibul
Dibolongi bedug pertamaku dengan sodokan anggur

Katanya Iblis telah mati terkurung,
Aku curiga sambil lamat-lamat mendekat malu-malu
Jangan-jangan Iblis menjelma wanita berkerudung kelabu itu.

Wahai!
Begitu banyak Iblis lebih pandai
Pada
Zamannya polisi gampang dikibul

Wahai!
Di mana gerangan gadis berkerudung hijau yang mengajariku alif demi alif?
Kemarin kulihat Iblis tersuruk-suruk menangkap siluet tubuhnya
Andai bedug tak bolong, tak  aku menggelombang rindu alifnya


Bangkalan, 04 Juli 2015


diantologikan oleh penerbit Rumah Kita
gambar ilustrasi soelangelage.bs.com




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masyarakat Tangguh di Tengah Pandemi

Jangan Takut Berpolitik, Politik itu Asyik

JOKO PINURBO