Penasaran Jatuh Kagum
Ditulis
tgl 6/28/15
Kenapa ya.., kok nervous? Sosok ini sejak tadi malam
membuatku penasaran. Jam menjalankan detiknya di dalam dada. Thak..Thak..Thak. Begitu aneh bukan yang
biasa memompa darah-darahku selama 21 tahun ini. Membangunkan rasa yang lain, tapi
bukan seperti rasa yang sedang kurahasiakan. Puisi-puisinya sempat kuburu dan
cerpennya yang berjudul Jaring-jaring Merah membawaku mengelana ke suatu perjuangan
di Aceh. Duka yang memesona. penulisnya
sempat diancam dibunuh masa itu. Aku jadi semakin penasaran karena kabar bahwa
dia akan singgah ke kampusku. Diriku semakin terbawa euforia pada detak-detak
yang kutahu ketika mendekat semakin mendetak cepat.
Kau tak perlu cemburu Ra, ini tak
seperti yang kau………..
Ran, simaklah baik-baik jika kau
mengerti ceritaku. Sebagai pengantarmu pergi ke negeri dongeng. Kau tahu daun
yang sedang kuncup itu? Semakin tua semakin kusuka pada warnanya yang menghijau.
Semakin kukagumi. Hijau segar. Menebal. Kokoh. Namun sayangnya Ran, dia tak
bertahan lama. Lalu tak kau sangka dia sudah jatuh dihempas angin. Meninggalkan
kedua bola matamu yang disita takjub Si Dia. Entah Si Dia itu siapa hanya kau
yang tahu. Ketika Mas Gagah Pergi itu
dia filmnya Ran. Pergilah dan cari Mas Gagahmu sebelum ia terbang bersama
angin.
Bertemu dan berbincang langsung
dengannya, alam di depan mata bernyanyi. Kuajak kau pergi sejauh-jauhnya. Lalu
Ra menyambutku dalam perjalanan irama.
O iya, aku lanjutkan ceritaku. Izza
yang cantik, tinggi, langsing itu akan menjadi Nadia. Aku pun berjumpa
dengannya. Kau pasti terkesima dengan sosok Mas Gagah. Dia Hamas Shahid,
seorang hafidz dengan berbagai prestasi. Kau tahu Zumi Zola? Karismanya lebih
dari itu. Siapa sih yang sebenarnya membuatku penasaran? Ia lebih akrab
dipanggil Bunda Helvy salah seorang sastrawan berpengaruh. Sempat dikatakan Koran Tempo sebagai pendiri
‘pabrik penulis cerita’ saat mendirikan Forum Lingkar Pena tahun 1997 di 28
provinsi dan mancanegara. Aku suka teater. Begitu pun Bunda Helvy. Pelopor
teater bening, sutradara, penulis naskah dalam pagelaran teater di Taman Ismail
Marzuki. Tak hanya itu. Dia begitu menjaga kualitas film yang insyaallah tayang
bulan Januari itu. Aku mengagumi sosok perempuan segagah beliau. Sosoknya
adalah Kartini modern. Melakukan gerakan budaya yang ia perjuangkan di tengah
bobroknya moral media di abad modern.
(!) yang kau cari di belakang kamera |
Komentar
Posting Komentar